Sebuah Kisah Pribadi

Standard

Berikut ini adalah email dari seorang follower @agamajinasi yang bercerita mengenai “pencerahannya”. Kami meminta izin pada beliau untuk post emailnya di sini, dan diizinkan. Tulisan ini apa adanya, tidak diedit sama sekali kecuali spasi paragraf agar pas dengan format blog. Nama dan alamat email sebenarnya tidak ditaruh karena alasan privasi.

***

Hai min, saya mau curhat sedikit soal perjalanan kepercayaan akan tuhan dalam hidup saya. Saya ingin katakan bahwa hampir selama 18 tahun saya hidup saya tidak benar-benar yakin akan adanya tuhan. Masih tertanam kuat ingatan saya saat masih kecil. Mungkin umur 6-7 tahun ketika itu saya berpikir kenapa tuhan jahat sekali, kenapa tuhan seperti itu. Saat itu saya baru saja diberitahu dalam ajaran agama (di tk.islam) bahwa selain muslim yang lainnya masuk neraka. Sedangkan saya mempunyai teman dekat yang non muslim. Dan saya kecewa bahwa dia tidak bisa bersama saya jika di surga nanti.

Semakin saya tumbuh, masuk sekolah dasar, mendapat pelajaran agama. Diceritakan tentang nabi ibrahim yang membunuh anaknya sendiri, saya merasakan kembali rasa kecewa. Kali ini ditambah tidak mengerti (mengapa ibrahim sampai seperti itu) dan ngeri. Dan cerita soal muhammad yang sewaktu bayi dadanya dibelah dan hatinya dimurnikan/disucikan. Dan mempunyai banyak istri bahkan salah satunya berumur 9 tahun. Saya merasa aneh dan tidak mengerti akan cerita2 nabi tersebut maupun yang lainnya.

Cerita asal mula tuhan Allah swt, yang mereka bilang kita tidak patut menanyakannya. Dan juga soal hukum islam yang menurut al-quran atau syariah. Saya merasa kurang atau tidak dapat menerima. Dan saya juga soal hukum yang lebih memojokan  dan mengekang wanita. Semakin jauh lah saya dari ajaran agama.

Saya merasa terombang-ambing, terlintas di pikiran bahwa mungkin tuhan ada. Tapi saya tidak bisa membayangkan diri saya menjadi patuh kepadanya dalam waktu dekat atau pun suatu saat nanti. Saya lahir di keluarga yang cukup kuat agamanya. Namun seiring saya bertambah dewasa saya merasa semakin banyak hal yang salah/keliru.

Suatu waktu kami sedang mengalami kesulitan ekonomi, ayah saya dinasihati oleh guru ngajinya untuk beramal dengan barang berharga. Dengan harapan keadaan ekonomi membaik dan ia disembuhkan dari penyakit. Lalu dihibahkan lah sebuah motor yg mana adalah salah satu aset usaha. Tanpa persetujuan siapa pun, dan sepengetahuan anaknya, ayah saya memberikan motor itu. Yang ternyata tidak berapa lama menjadi masalah yang lebih rumit. Ekonomi kami tidak membaik, penyakitnya pun tidak sembuh.

Saya marah dan lagi-lagi harus kecewa. Karena kepercayaan yang buta hingga kami semua menjadi korban atas apa yang dilakukan ayah saya. Ia seperti hangover.

Lalu saya menemukan akun @agamajinasi dan satu persatu pertanyaan saya terjawab. Keraguan saya terjawab. Terus saya ikuti akun ini hingga akhirnya saya sampai kepada poin bahwa saya benar-benar lepas dari cengkraman kepercayaan yang saya ragukan selama ini. Mungkin saya belum sepenuhnya bebas (dari pandangan keluarga, masyarakat) tetapi saya lega. 

Saya tidak marah kepada tuhan atau merasa dilukai secara batin oleh tuhan. Karena dari awal pun saya bukan orang religius yang mencintai tuhan atau mengkuti perintahnya. Tetapi saya dilukai oleh orang-orang karena kepercayaannya kepada tuhan secara buta.

So, terima kasih atas pengetahuannya dan pengalaman yang admin share di akun agamajinasi (yang lebih mudah saya terima daripada cerita langit) . I knew it, there is no god :))

***

Bagi followers dan pembaca yang ingin berbagi kisah “pencerahan” ataupun perjalanan spiritualnya untuk dipost di blog ini, silakan email ke agamajinasi@gmail.com, kami tunggu!

13 thoughts on “Sebuah Kisah Pribadi

  1. Hmm mungkin benar , tapi saya sebagai muslim hanya ingin membenarkan saja sob , kita tidak harus sepenuhnya mengikuti perintah sepuh muslim (entah ustad , kyai , dll ) mereka kan manusia , jadi tidak mungkin sempurna , mungkin beliau salah dalam menyampaikan kepada orang tua sodara , dan orang tua sodara terlalu mengikuti perintah beliau , dan akhirnya seperti itu. Bila di telaah , maksudnya kita lebih sering beramal , tidak harus barang berharga , karena itu merupakan hal yang berharga bagi kita mana harus kita mengamalkannya toh kita juga membutuhkannya. sedikit share saja :) Mungkin bila sodara sering membaca Al-Qur’an sodara dapat mendapatkan jawaban yang sebenarnya.

    • tidakadaagamayangbenar

      di alqur’an dijelaskan banget kalo orang yang selain islam bakal ke neraka, ga peduli betapapun baik dan pengorbanannya terhadap sesama
      tuhan adil?
      i guess not

    • Aditya irawan

      saya juga mau nambahin sob,saya juga bukan seorang muslim yg taat banget tapi saya percaya eksistensi tuhan karena saya benar benar merasakan kalau beberapa hal di luar kontrol manusia,dan saya sekarang malah bergaul di lingkungan yg beberapa org di antaranya adalah ateis,saya sering berbincang dgn mereka atau tukar pikiran tapi terkadang saya liat banyak juga orang yg sebenarnya kurang begitu paham dgn agamanya,tapi sudah berani menjudge kalo “agamanya” itu salah,semoga saudara sekalian mendapat pembenaran yg sesungguhnya :)

  2. Chamuii

    Saya rasa punya pertanyaan2 mengenai ketuhanan itu wahar dialami semua orang, sejak kecil saya pun ngalamin. Tapi, saya rasa anda hanya menerima tanpa menelaah,, cerita2 dan doktrin2 yg menurut anda mengecewakan sebaiknya anda telaah lagi.. Coba baca alquran beserta artinya, beserta asbabun nuzulnya, tafsirnya dan maknanya.. Semoga Allah memberikan hidayah untukmu saudaraku..

  3. mokhamad wahyu

    Yang jadi pertanyaan saya, apakah dia sudah benar-benar mendalami agamanya sendiri? Sudah membaca Alquran, terjemahan, dan tafsirnya?

  4. Anonim

    Masih 18 tahun kan? Belum saatnya untuk menyerah dengan pencarian terhadap Tuhan. You are too young, dear. Lagian gimana kamu mau disayangin sama Tuhan kalo kamu aja gamau mengerti dan tahu tentang Tuhan.

    Emang agama lain selain islam dikatakan tidak akan masuk surga. Untuk itulah kita diberi akal pikiran, kemampuan yang cuma manusia yang punya untuk menentukan mana yang baik dan mana yang bener. Mereka kalo bener2 baik dan memperdalam agamanya dengan tujuan yang benar, jika Tuhan mengizinkan pasti diberi petunjuk kok.

    Dan sepertinya kamu cuma melihat dari segi “kekejaman” bukan dalam segi Hikmah yang diambil.

    Coba lebih perdalam lagi kitab sucimu. Ngga ada yang salah kan dengan membaca2 kitab suci. Ngga rugi kok karna isinya menganjurkan untuk berbuat kebaikkan.

  5. sbg muslim yg bisa berpikir dgn logika, saya rasa kita jangan berpikir sempit mengenai surga hanya untuk org yg beragama Islam, sebab mungkin saja Allah punya maksud lain akan hal ini dan mungkin Allah menciptakan “surga lain” untuk siapa saja yg dikehendaki-Nya. saya percaya hidayah itu kita yang mencari dan menjemputnya, tdk datang dgn sendirinya.

  6. Bagus. Ngapain beragama, ambil aja ajaran2nya yang baik dan berbuatlah kebaikan tanpa embel2 agama.
    Aneh sekali mempercayai sesuatu yang kebenarannya hanya bisa dibuktikan setelah kita mati.

    Selain itu dari kitab suci nya yang banyak kontradiksi dan dirasa sudah tidak relevan di jaman sekarang dimana peradaban sains telah maju. Contohnya : Teori Evolusi para ilmuwan vs Teori Kreasionis dari agamawan.

  7. pencarituhan

    critanya hampir mirip sm pribadi sy, cm bekgron sy nasrani
    dan makin ksni sy makin yakin tuhan tidak ada
    makasi buat admin” yg ud share bnyk pengetahuanny
    kita ttap bs jd manusia yg baik walaupun tnpa agama

Leave a comment